Corat Coret Apa yang Ada Dikepala Dilihat Di Mata

3/08/2009

NARSISME CALEG DALAM FACEBOOK


Menjelang pemilu legislatif (pileg) 9 april 2009 dan Pemilu Presiden (Pilpres) 8 juli 2009,perbagai atribut kampanye seperti baliho,spanduk,bendera,kalender,stiker,banner dan selebaran berserakan dibanyak tempat strategis. Bahkan, diiklankan masif melalui perbagai media massa.
Tak hanya itu, anggkutan umum dan mobil pribadi disulap menjadi media kampanye, baik oleh caleg disemua tingkatan maupun bakal capres-cawapres. Ditengah iklim politik yang kompetitif, pemasangan perbagai atribut kampanye yang menghiasi atau malah mengotori wajah Indonesia itu sebetulnya termasuk hal yang harus dilakukan setiap caleg/capres-cawapres.
Setidaknya hal itu berfungsi sebagai sosialisasi untuk memprkenalkan profil diri,visi-misi,program kerja,blue print kepemimpinan caleg/capres-cawapres jika terpilih. Meski demikian, mencermati content dari perbagai atribut kampanye, yang lebih dominan ternyata promosi diri caleg/capres-cawapres yang cenderung berlebihan. NARSIS !



Narsisme merupakan perasaan cinta terhadap diri sendiri yang berlebihan. Istilah narsisme itu pertama digunakan seorang psikolog Sigmund Freud dalam bukunya On Narcissism : An Introduction (terbit 1914)dengan memperkenalkan seorang pemuda tampan bernama Narcissus.
Narcissus adalah tokoh dalam mitos Yunani yang dikutuk karena terlalu cinta terhadap bayangan sendiri. Pada bayangan dirinya saja Narcissus begitu cinta, apalagi pada tubuh fisiknya.
Konon, banyak wanita cantik yang sangat kagum pada ketampanan Narcissus. Namun, karena terlalu cintanya Narcissus terhadap dirinya sendiri, dia menolak cinta para wanita,seperti peri cantik bernama Echos. Akibatnya, Dewi Nemesis pun menghukum Narcissus atas sakit hati Echos. Narcissus akhirnya tenggelam kala berkaca dikolam.

Merujuk pada mitologi Yunani tersebut, jelaslah bahwa kata narsis digunakan untuk menggambarkan perasaan cinta seseorang terhadap diri sendiri secara berlebihan.
Menurut Andrew Morrison dalam bukunya Shame: The Underside of Narcissim (1997), dimilikinya sifat narsisme dalam jumlah yang cukup akan membuat seseorang memiliki persepsi yang seimbang antara kebutuhannya dalam hubungan dengan orang lain.
Meminjam istilah dalam kajian oksidentalisme, keseimbangan antara ego dan the other. Namun bila jumlahnya berlebihan, narsisme bisa menjadi kelainan kepribadian yang bersifat patologis.
Itulah kenapa narsisme sering diidentikkan dengan hal-hal negatif karena cirinya yang berlebihan. Dialam konteks narsisme caleg/capres-cawapres, sesungguhnya telah terjadi glorifikasi diri (pemuliaan diri). Fenomena narsisme caleg/capres-cawapres digerakkan oleh hasrat memuliakan diri untuk sebuah kemenangan.
Hanya, glorifikasi diri itu termasuk proses psikologis ekstrem yang merebakkan ketidakseimbangan. Kalau disatu sisi terjadi glorifikasi diri, di sisi lainnya selalu terjadi proses psikologis kebalikannya, yakni demonisasi (penyetanan orang lain). Artinya caleg/capres-cawapres yang memuliakan dirinya secara berlebihan telah "menyetankan" caleg/capres-cawapres lainnya.

Di abad 21 yang oleh Alvin Toffler disebut sebagai abad teknologi informasi ini, narsisme caleg/capres-cawapres ternyata tidak hanya ditemukan di tempat-tempat strategis seperti perempatan jalan raya atau mesia massa konvensional seperti radio/televisi, melainkan sudah masuk ke sebuah layanan social networking baru bernama facebook.
Sebagai salah satu penguna layanan tersebut, saya sering mendapatkan ajakan pertemanan dari sejumlah caleg bahkan bakal capres. Lebih dari itu, saya juga tak jarang mendapatkan ajakan be a supporter atau be a fan yang datang dari caleg/capres beserta tim suksesna.
Dapat dipastikan, caleg/capres-cawapres menampikan profil diri dan foto foto terbaiknya di facebook yang didirikan dan diluncurkan lulusan Harvard Mark Zuckerberg pada Februari 2004.
Harapannya caleg/capres-cawapres dari banyak partai politik bisa mendapatkan keuntungan politik seperti popularitas. Popularitas diyakinin sebagai faktor penting bagi terpilih tidaknya seorang caleg/capres-cawapres nya.
Dengan perbagai kemudahan dan fasilitas yang terkandung didalamnya serta melihat pangsa pacar facebook yang memang lebih banyak berasal dari usia dewasa keatas, tak salah jika facebook digunakan sebagai media baru untuk berkampanye. Mulai dari gratis hingga bertarif.
Keberhasilan Obama menjadi presiden kulit hitam pertama Amerika Serikat, antara lain juga disumbang oleh nilai lebih facebook. Namun di Indonesia yang warganya masih banyak "buta internet", berkampanye via facebook masih diragukan efektifitasnya.

Fenomena narsistis difacebook sebetulnya tidak hanya melanda caleg/capres-cawapres, melainkan bayank lagi pengguna facebook. Mereka yang punya pacar memajang foto terbaik bersama pacarnya. Mereka yang memiliki keluarga memajang foto bersama keluarga tercintanya dan mereka yang baru menikah memajang foto pernikahannya. Ini betul dimabuk kepayang facebook.

Jika ingin melihat baliho-baliho caleg yg narsis....disini http://janganbikinmalu2009.com/web/galeri.php
Lanjut Gan...

3/06/2009

PONARI SWEAT




Entah siapa yang membuat gambar kreatif ini, namun idenya bisa membuat kita tertawa. Menggunakan gambar dari produk minuman berion terkenal di Indonesia, Ia menggabungkan fenomena unik segar yang terjadi di Jombang. Jombang dua tahun terakhir ini memang sering menjadi headline surat kabar cetak maupun televisi. Pertama kita mengenal sosok Ryan di tahun 2008 dengan pembunuhan kejinya. Tahun 2009 ada dukun cilik Ponari yang memiliki batu sakti dan konon bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit.


Gambar di atas dibuat mungkin ingin menunjukan rasa keprihatinan terhadap kondisi negara kita saat ini. Di tengah mahalnya biaya hidup termasuk biaya kesehatan yang semakin menjerat rakyat kecil di jurang kemiskinan, dukun cilik Ponari memberikan harapan kesembuhan bagi anggapan sebagian rakyat Indonesia. Tiap hari ada ribuan orang yang rela mengantri untuk mendapatkan air rendaman batu sakti milik Ponari.

Apakah rakyat sudah tidak percaya dengan kemampuan dokter atau malah mereka percaya tapi tidak mampu untuk membayar biaya kesehatan. Tentunya pemerintah harusnya lebih jeli menanggapi setiap fenomena yang terjadi di Indonesia. Walaupun tidak bisa dipungkiri pengobatan alternatif telah memberikan kesembuhan bagi banyak orang, baik dari lapisan bawah, menengah hingga lapisan kelas atas.


Entah sugesti atau memang kebesaran Tuhan, Musali, 60, warga Ngoro, Jombang, sembuh dari lumpuh total yang telah dideritanya selama 5 tahun setelah meminum air batu sakti milik dukun cilik Ponari. Cerita lain dari Haji Nawawi asal Jombang juga, Ia mengaku sembuh dari penyakit linu tulang yang telah diderita selama 3 tahun. Sebelumnya ia telah berobat rutin di rumah sakit namun tidak sembuh-sembuh.

Selain cerita kesembuhan, banyak juga yang tidak merasakan efek penyembuhan setelah meminum air batu sakti milik Ponari. Ada yang mengatakan diperlukan keyakinan terhadap kasiat batu tersebut. Walaupun demikian tetap saja orang mengantri untuk mendapatkannya hingga terjadi korban jiwa. Terakhir keluarga Ponari memutuskan menutup praktek dukun cilik Ponari karena Ponari kewalahan melayani “pasiennya”.

Ketua Komnas perlindungan Anak, Kak Seto bahkan harus turun tangan karena aktifitas ini menyebabkan si Dukun Cilik harus meninggalkan bangku sekolah. Walaupun menurut pengakuan Ponari, Ia senang menyembuhkan orang namun kalau ramai ia bisa kelelahan dan jatuh sakit.

Ya demikianlah kondisi kita saat ini, kita bisa menyebut fenomena-fenomena ini unik di dunia, mulai dari berebut sakat, premanisme, korban lumpur lapindo, hingga fenomena Dukun Cilik Ponari. Semua ini tak lepas dari rendahnya tingkat pendidikan masyarakat dan kemiskinan yang mendera negeri ini. Selain itu hal ini merupakan cermin dari keputusasaan masyarakat kecil terhadap kehidupannya. Ada pepatah mengatakan pemimpin mencerminkan bawahannya. Semoga pemerintah memiliki solusi yang jitu bukan hanya janji-janji politikus ketika berkampanye.
Lanjut Gan...

9 RENUNGAN


Berikut ini artikel untuk merubah Cara Pandang di dalam diri sendiri (Self Reframing) :

1.TAKLUKKAN DIRI SENDIRI

“Dia yang bisa menaklukkan orang lain adalah manusia kuat.
Dia yang bisa menaklukkan dirinya sendiri adalah manusia super.” (Lao Tze)
Perenungan Diri:
1. Malam hari sambil berbaring tidur, ambil waktu 1 - 2 menit.
2. Lakukan refleksi kegiatan hari ini secara cepat saja.
3. Tanyakan ke dalam diri sendiri: “Apakah masih ada emosi negatif yang tersimpan dalam diriku saat ini ?”
4. Lalu, tarik nafas yang dalam dan tahan nafas selama yang bisa Anda lakukan.
5. Bayangkan kejadian yang menimbulkan emosi negatif tersebut.
6. Buang dan lepaskan dengan menghembuskan nafas sepanjang mungkin.
7. Lanjutkan dengan bernafas perlahan saja, dan makin perlahan, sampai seluruh badan terasa rileks bak tanpa otot.
8. Diam sejenak dan ambil keputusan untuk berubah, misalnya: “Besok mau senyum aja aaah…” dan tidurlah dengan senyum… zzz…zzz…
Karena jika dengan ikhlas kita mulai bisa menaklukkan diri sendiri, maka kekalahan bukan lagi kekalahan, bukan?

2. BELAJAR DARI KEKALAHAN
“Jika Anda belajar sesuatu dari kekalahan,
sesungguhnya Anda tidak kalah” ( Zig Ziglar )
Saat Anda “merasa” kalah, lakukan berikut:
- Duduk diam dan tarik nafas panjang
- Cari penyebab kekalahan tersebut (cepat saja)
- Ambil pelajaran dari kekalahan itu
- Pejamkan mata: Tersenyumlah dan bersyukur
- Hembuskan nafas secepat mungkin
- Bangkit dan lompatlah setinggi mungkin
“Jika Anda belajar sesuatu dari kekalahan,
sesungguhnya Anda tidak kalah”
Pasti ada hikmah dari setiap kejadian, walau diberi nama “kalah”.

3. PELAUT TANGGUH …
(Bayangkan WS Rendra, ucapkan syukur dan hormat sebagai rasa kagum pada dia, masuk ke dalam diri dia dan bacakan lirik di bawah ini, bak WS Rendra)
Hidup adalah rangkaian masalah.
Jika kita melihatnya sebagai masalah.
Hidup adalah rangkaian tantangan.
Jika kita melihatnya sebagai peluang.
Tantangan penting untuk otot pikiran.
Tantangan membuat kita bertumbuh.
Tantangan membuat kita kreatif.
(baca berikut ini sambil hembuskan nafas)
Bersyukurlah jika kita mempunyai tantangan.
Karena artinya kita memiliki peluang.
(tahan nafas di perut dan baca dengan keyakinan kuat)
Ya, sebuah peluang untuk Menang.
Pepatah kuno mengatakan:
“Lautan yang tenang,
tidak menghasilkan pelaut yang tangguh”
Atasilah masalah dengan:
Tetaplah tersenyum.
Tetaplah bergandengan tangan.
Kita hanyalah berbeda, itu saja.

4. GIAT BEKERJA KUNCI SUKSES
“Tidak Ada Jalan yg Mulus utk Sukses,
Giat Bekerja Adalah Kuncinya” (George G Williams )
Perenungan Diri:
Hasil penelitian mengatakan bahwa Ketekunan, Keuletan, Kegigihan akan membuat
otot di seluruh tubuh kuat, baik otot badan, otot tangan, otot kaki, bahkan
“otot” di otak kita. Yang paling penting adalah membuat kuat Otot Pikiran kita.
“Anda tidak mungkin memahami Work Smart,
sebelum Anda memiliki mental Work Hard” (Krishnamurti)
Situasi Indonesia boleh tidak menentu,
tetapi nasib kita haruslah kita yang menentukan.
Kita cukup bergiat pada hal yang bisa kita kendalikan.

5. SIAPA YANG KAYA?
“Siapa yang kaya?
Dia yang bersukacita dengan apa yang dimilikinya.” (Benjamin Franklin)
Perenungan Diri:
Bersukacita dan bersyukur dengan apa yang kita miliki, justru akan membuat
kita semakin bertambah makmur dan sejahtera. Hukum alam semesta mengenai
sukses ini sebenarnya sederhana sekali. Kita hanya perlu keyakinan diri
saja bahwa hal ini benar.

6. CHOOSE TO BE HAPPY …
We always have a choice
We can choose to be happy
or we can choose to be grumpy
But It’s always better, smarter and wiser
to choose to be happy… (Melody Ross)

Perenungan diri: (baca dalam hati dengan tempo lambat)
“Bukankah hidup ini adalah pilihan?” (baca lebih lambat)
“Bukankah hidup ini adalah pilihan?” (baca lebih lambat lagi)
“Bukankah hidup ini adalah pilihan?”

7. SETIA PADA HAL KECIL
Bukan tindakan besar dan hebat,
yang menentukan hidup kita,
melainkan kesetiaan dalam menekuni
pekerjaan-pekerjaan kecil dan tidak berarti …. (bunda Teresa)
Perenungan Diri:
Bacalah pesan di atas berulang-ulang sampai meresap.
Bisa dengan cara pelan, sangat pelan, bahkan sangat, sangat pelan.
Boleh juga baca dalam hati dengan perasaan mantap.
Atau, diulang-ulang dalam hati untuk bagian tertentu.
“kesetiaan menekuni pekerjaan-pekerjaan kecil”
“kesetiaan menekuni pekerjaan yang tidak berarti”
Ya, memang mudah untuk dibaca, namun perlu kebesaran hati untuk mencerna.
Dan, tekad besar untuk menelannya.
Agar jadi bagian indah dalam gelora darah kita.
Karena sang musuh adalah di ego diri.
Tapi, mungkin!

8. IMPIAN PERLU UJIAN
(Baca gaya retorik Bung Karno)
kala impian membuat kita berbeda
kala cara pikir kita ditertawakan
kala senyuman kita disiniskan
kala warna semangat mulai meluntur
kala impian membuat hati bias

justru teruslah maju dan berpegang
teruslah berpegang pada impian kita
bangunlah keyakinan demi keyakinan

bukankah layang-layang terbang tinggi
karena melawan arah angin

(tarik nafas dalam dan tahan, lalu lanjutkan baca dengan keyakinan)
impian kita hanya perlu diuji
diuji untuk membangun keyakinan
(baca berikut ini sambil hembuskan nafas panjang)
keyakinan untuk mencapainya

9. TUM SPIRO, SPERO
“Tum Spiro, Spero” artinya:
“Selama Kita Bernafas, Kita Berusaha”
Buanglah kata menyerah dalam hidup ini.
Hidup ini sangat berarti, berkaryalah.
Karena kita adalah manusia, makhluk luar biasa.
Teruslah berjuang sampai nafas yang terakhir.

Sediakan waktu untuk sendiri. Untuk Diam. Untuk Meditasi. Untuk Merenung. Untuk ssst… diaaam, agar hikmah terdengar bunyinya.

Hening membuat bening…
Bening membuat jelas…
Lanjut Gan...

JERITAN MAHASISWA INDONESIA


Penyebab kematian David Hartanto Widjaja (21) hingga kini masih misterius. Awalnya, mahasiswa Indonesia yang kuliah di Nanyang Technological University (NTU), Singapura, itu diberitakan bunuh diri setelah menusuk dosen pembimbingnya. Namun, hingga kini kepastiannya masih misteri.

Terlepas motif di balik insiden yang menggegerkan Singapura itu, peristiwa tersebut sedikit menguak "penderitaan" mahasiswa Indonesia di luar negeri. Mereka adalah mahasiswa cerdas, tetapi stres karena terbebani target terlampau tinggi.

Begitu kasus David mencuat, banyak mahasiswa di Singapura mengungkapkan jeritan hatinya di berbagai situs jejaring sosial. Betapa tekanan untuk berhasil begitu tinggi. Sampai akhirnya sejumlah mahasiswa memilih berusaha bunuh diri. Ada yang membenturkan kepala ke kaca dan ada pula yang sampai masuk rumah sakit jiwa.


Pengguna situs Multiply bernama Margaritta, misalnya, mengungkapkan isi hatinya tentang penderitaan kuliah berbeasiswa di Singapura.

"Gue tidak menyesali empat tahun ke belakang karena, memang benar, tanpa apa yang ada empat tahun itu, tidak ada gue yang sekarang. Tapi gue juga tidak menyangkal bahwa hal sama yang telah gue lewati telah membuat kakak temen gue melompat ke rel kereta api dalam percobaan bunuh diri yang gagal. Mengirim anak dokter ternama masuk rumah sakit jiwa. Membawa seorang kawan memecahkan kaca ruang kuliah dengan kepalanya sendiri," tulis Margaritta.

"Bener2 menggambarkan perasaan kita 'hiks, msh freshie br mau k year 2, msh blm terbiasa sm' suasana di sini," sambung Salzannisa.

Margaritta kemudian menuturkan bahwa Singapura memberikan pelayanan baik bagi mahasiswa penerima beasiswa. Namun, mereka juga menuntut banyak.

Berikut penuturannya : Di Singapura, kami dijamu oleh kamar asrama. Kami mendapatkan kamar yang bersih, air listrik-microwave sepuasnya, plus internet 100mbps. Fasilitas sekolah sangat baik. Beberapa dari kami menjadi asisten dosen, digaji untuk belajar dan riset dengan materi tercukupi.

Sayangnya, terkadang terlupakan bahwa bakat itu melekat pada seorang manusia. Kami dilihat hanya berdasarkan apa yang dapat kami hasilkan, bukan sebagai anak manusia. Hak paten apa yang bisa kami hasilkan? Tulisan untuk jurnal mana yang bisa kami terbitkan? Dapatkah penghasilan kami meningkatkan pendapatan nasional?

Terlebih gue bukan warga negara, itu artinya gue dan orangtua gue tidak pernah menyumbangkan pajak guna membangun negara. Jadi ketika gue menikmati majunya negara Singapura, gue dituntut untuk ‘membayar’ lebih dari warga-negara biasa, dengan semakin berprestasi dan mengharumkan nama universitas seharum-harumnya."

Margaritta menyebut kasus David hanyalah salah satu kasus, dan sebenarnya masih banyak kasus yang tidak terungkap. "Senior bbrp tahun di atas qta, yg ke kaca itu seangkatan...sebenernya gw sering denger juga percobaan bunuh diri, tapi yah itulah..selalu ditutup2i, jd ga pernah masuk brita. Seandainya yg ini ga kelewat geger jg pasti ditutup2in.

"Tapi jangan patah semangat yee...Mungkin bener kata loe, sekarang smua orang jd takut sama anak Indo, niscaya kita akan diperlakukan dengan baik di masa mendatang! hehehe..." *

Banyak tanggapan disampaikan untuk menemukan solusi tentang tekanan psikologis yang dialami para mahasiswa Indonesia di Singapura. Pengguna Multiply bernama Omadt, misalnya, mengusulkan terbentuknya forum diskusi anak-anak cerdas berbeasiswa di luar negeri.

"Sayangnya (seperti yang sudah-sudah) kita di Indo baru kebakaran jengot sesudah mengetahuinya dalam keadaan yang parah. Walaupun demikian, tidak ada kata terlambat untuk memperbaiki keadaan tersebut dan menyelamatkan Anda sebagai "asset" dari bangsa yang sedang "nyungsep" ini.

Mungkin ada baiknya untuk membentuk sebuah Forum Group Discussion (FGD) untuk komunitas anak-anak bangsa yang cemerlang ini. Paling tidak, sesama anak bangsa yang sedang merantau mempunyai tempat curhat dan membuka kemungkinan memecahkan masalah secara bersama-sama. Yang mengarahkan, kalo gak ada profesional dari negeri sendiri, ya para alumni yang udah lulus "kawah candradimuka" dan berhasil survive. (Mungkin gak.? sudah ada atau belum ..? atau sudah ada tapi belum berjalan optimal..?)
Mudah-mudahan keadaan akan menjadi lebih baik.
Lanjut Gan...